Era 90-an Bulugading bukanlah sebuah bangunan kokoh yang berdiri gagah dengan menyandang nama pesantren. Namun, seiring berkembangnya zaman satu persatu gedung pencakar langit dapat di rancangnya. Dalam era milenial ini, masyarakat tidak hanya membutuhkan pemuda baik pemudi yang berjiwa sosial. akan tetapi, kehadiran remaja agamis tak kalah pentingnya, dalam era moderen, santri hadir dengan gaya bahasa dan cara yang khas serta memiliki keunikan tersendiri untuk siapapun objek tujuannya. Sebagai pesantren yang berdiri sekitar satu abad yang lalu ini, Bulugading memproduksi siswa-siswi yang tidak hanya memiliki skil sosial, tapi skill kitabiah pun harus mereka miliki, oleh sebab itu setiap santri harus memiliki kemantapan dan keinginan tersendiri untuk mewujudkan pesantren impian bersama. Kualitas suatu organisasi tampak dari cara mereka mengelola dan menghidupkan setiap talenta yang ada di dalamnya dalam cangkupan teknologi yang begitu pesatnya dapat mempermudah untuk menyebar luaskan setiap kemampuan yang di miliki. Namun, lingkungan pesantren lebih memilih untuk memprioritaskan peraturan yang tidak memperbolehkan bagi tholabul ilmi untuk membawa alat elektronik. Untuk mengatasinya siapapun terlebih Tutor Organisasi harus dapat berfikir kritis untuk setiap Apa yang ingin mereka wujudkan. Jangan sekali-kali menjadikan suatu peraturan sebagai hambatan untuk memproduksi santri-santri berkualitas peraturan bukanlah alasan untuk mundur akan tetapi peraturan adalah inventaris untuk mewujudkan bahwa seorang santri mampu bangkit dan berdiri dengan piala emas tanpa melanggar undang-undang.
Pesantren adalah apa yang dilihat, didengar dan dirasakan adalah pendidikan
BalasHapus