Blogger Jateng

Setelah Sekolah Di Madrasah Diniyah Mau Ke Mana?

 


Berangkat dari pertanyaan di atas maka hal pertama yang mesti dimengerti, bahwa meteri pelajaran yang ada di Madin, mayoritas berisi ajaran dasar agama yang wajib dipelajari setiap individu umat Islam yang mukallaf, baik kewajiban yang bersifat fardu ain maupun fardu kifayah. 


Tinggkat Ula atau Ibtidaiyah menjadi dasar awal. Mulai dari mempelajari tata cara bersuci, wudhu, shalat, muamalah dan lain-lain dalam bidang fiqih, mengetahui sifat wajib Allah dan para Nabi dan lain-lain dalam bidang akidah, mempelajari tata krama dalam bersikap untuk diri sendiri,  orang lain dan Sang Pencipta dalam bidang akhlak dan tasawuf, juga ada pelajaran pendukung seperti sejarah Islam dan lain-lain. 


Maka sekalipun masih banyak Madin yang ijazahnya tidak diakui secara Nasional dalam menjamin kehidupan yang berifat duniawi di masa depan para murid, akan tetapi dengan bersekolah di Madin setidaknya dapat melaksanakan kewajiban utama sebagai umat Islam, yakni belajar ilmu agama. Dan setidaknya pula hal itu dapat menjadi bekal untuk diri sendiri dalam menjalankan kewajiban dan anjuran agama. Juga jangan lupa, kepentingan yang lebih agung adalah untuk kehidupan jangka panjang yang tak berujung (akherat). Di samping itu, sudah terlalu banyak lulusan Madin yang sukses dalam kehidupan duniawinya kalau mau dijadikan contoh. Seperti sukses ketika menjadi pengusaha, penulis, dan lain sebagainya, sebab yang menjamin adalah Allah. Tidak ada jaminan yang terjadi terkecuali jaminan-Nya. 


Selain pertanyaaan di atas ada pula yang berstatmen bahwa sekolah di Madin sudah tidak perlu sebab anak yang sekolah di MI, MTS dan MA otomatis juga mempelajari ilmu agama. Jadi sudah tidak perlu lagi sekolah di Madin. 


Menanggapi pernyataan ini, perlu diberikan pemahaman bahwa materi dalam kurikulum Madin secara keseluruhan merupakan karya dari para ulama yang keilmuannya dalam soal agama tidak dapat disangsikan. Orisinalitas materi tidak perlu diperdebatkan lagi. Dengan belajar di Madin, murid diajak belajar agama secara langsung dari hasil analisa dan studi para ulama terdahulu yang menggunakan bahasa original agama yakni bahasa Arab. Maka dari sini, ketika berada dalam proses pembelajaran murid dituntut lebih dari sekedar belajar di MI, MTS atau MA sebab murid akan diajari dan dilatih mengerti bahasa yang digunakan oleh para ulama dalam menelurkan karya, seperti memaknai dan menerjemah teks. Lalu pada implementasi yang hakiki, murid dapat mengamalkan ilmu yang dipelajari.


Alhasil, bersekolah di Madin bukanlah menjadi penghambat untuk menjadi apapun dan sukses dalam hal apa saja. Bahkan sekolah di Madin adalah hak bagi anak sebagai dasar dalam menjalani kehidupan. Ibarat sebuah bangunan, apabila dasar atau pondasinya lemah bahkan buruk maka bangunan itu akan mudah runtuh.

Posting Komentar untuk " Setelah Sekolah Di Madrasah Diniyah Mau Ke Mana?"